Berita
Pemko Medan Pecahkan Rekor Muri Pelayanan Kb Vasektomi
- Category: Berita
- Jumat, 27 Desember 2013 - 15:01:32 WIB
- 1 Komentar
Pemko Medan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pelayanan KB pria (vasektomi) dengan jumlah peserta sebanyak 1.575 akseptor. Sebelumnya, rekor partisipasi pria dalam ber-KB dipegang Provinsi Kalimantan Selatan dengan jumlah peserta sebanyak 870 akseptor. Atas keberhasilan tersebut Tim MURI menyerahkan piagam penghargaan kepada Walikota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di Balai Kota Medan, Jumat (1/11).
Penyerahan piagam penghargaan MURI ini disaksikan Kepala BKKB Pusat diwakili Deputi Pengendalian Kependudukan BKKB Pusat Dr Wendy Hartanto,Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dr Yulianto Wicaksono Sp OG, Wakil Walikota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi, Sekda Ir Syaiful Bahri, mewakili Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan, pimpinan SKPD, serta camat se-Kota Medan.
Menurut Walikota, keberhasilan memecahkan rekor MURI ini berkat kegiatan pelayanan KB pria vasektomi yang diselenggarakan Pemko Medan bekerjasama dengan Kodim 0201/BS di 13 titik pelayanan selama dua hari yakni 23 dan 24 Oktober lalu. Selama dua hari itu, jumlah akseptor KB pria yang berhasil dilayani sebanyak 1.575 orang.
“Untuk itu saya mengucapkan terima kasih serta apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya dan kerja keras kita semua, sehingga kita berhasil memecahkan rekor MURI ini. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan kita dalam mendorong kesertaan pria dalam ber-BK. Di samping itu juga sebagai manifestasi keberhasilan kita memajukan kesetaraan gender dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi di Kota Medan,” kata Walikota.
Selanjutnya, Walikota mengungkapkan pemecahan rekor MURI ini hanya salah satu upaya dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan. Sedangkan untuk ke depannya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan dan perlu inovasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan norma keluarga kecil sejahtera, khususnya kepedulian dan kesertaan kaum pria untuk ber-KB sehingga kaum pria ikut merasa bertanggungjawab dalam membatasi jumlah kelahiran.
Selain itu Walikota melalui tokoh agama maupun tokoh masyarakat agar bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwasannya dengan vasektomi bukan berarti tidak menghasilkan keturunan lagi tetapi sifatnya hanya membatasi. Apabila setelah beberapa tahun ingin punya keturunan lagi, maka vasektomi bisa dilepas.
Untuk mendukung pelaksanaan vasektomi di tengah masyarakat, Walikota menghimbau kepada camat dan lurah di Kota Medan supaya ikut vasektomi. “Karena camat dan lurah kita muda-muda, saya menghimbau agar mereka ikut vasektomi . Dengan begitu masyarakat mengetahuinya dan mau ikut vasektomi. Jadi kita minta kesadaran mereka,” ungkapnya seraya menambahkan bagi warga yang ingin vasektomi tidak perlu khawatir soal masalah biaya karena ditanggung pemerintah sepenuhnya.
Kemudian Walikota ingin pelayanan KB vasektomi ini disosialisasikan di tengah masyarakat, termasuk bagi para nelayan yang bermukim di kawasan Belawan mengetahuinya. Dengan sosialisasi ini diharapkan mereka tertarik untuk ikut vasektomi. Apabila ada 500 sampai 600 nelayan mau ikut vasektomi, tentunya kita dapat memecahkan rekor MURI kembali. Sedangkan target untuk tahun depan, Walikota berharap kepesertaan pria ikut vasektomi di Kota Medan di atas 2.000 akseptor.
Sementara itu Kepala BKKBN Pusat diwakili Deputi Pengendalian Kependudukan BKKB Pusat Dr Wendy Hartanto mengatakan, pemerintah perlu melaksanakan KB Vasektomi ini karena melihat beban kaum perempuan (kaum ibu) sudah banyak. Selain mengurus rumah tangga, mereka juga harus hamil dan mempunyai anak. Kalau ikut KB, mereka juga harus mengingat minum pil atau suntik beberapa bulan sekali.
“Jadi beban kaum perempuan ini sudah cukup luar biasa. Jadi kita mengharapkan peran serta pria lebih meningkat. Kalau di negara-negara lain, peran kaum pria ber-KB cukup besar,” jelas Wendy.
Dijelaskannya, sekarang di Indonesia tengah dikembangkan pil KB untuk pria yang dibuat melalui suatu tanaman herbal yang dibudidayakan di Papua. “Saat ini sedang kita teliti sejauh mana efektifitasnya. Sudah tiga tahun ini kita uji coba. Kita yakin keberhasilannya sangat besar,” paparnya optimis.
Wendy mengakui, kepesertaan KB akhir-akhir ini memang berkurang dibandingkan dengan masa Orde Baru. Karenanya, dia merasa beruntung ketika Walikota Medan pada masa Orde Baru masih menjabat camat. Di mana pada saat itu Rahudman sangat intensif menangani permasalahan KB. Makanya begitu menjadi Walikota Medan, Rahudman merasa KB sangat penting.
“KB bisa meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Kita ketahui kualitas bangsa Indonesia sekarang menduduki peringkat 124 dari 187 negara. Jadi kita harapkan dengan adanya KB ini bisa meningkatkan indeks pembangunan Indonesia. Dengan sedikit anak, orang tua pasti bisa meningkatkan kualitas pendidikan anaknya. Selain itu KB juga dapat menurunkan angka kematian ibu. Saat ini kita ketahui angka kematian ibu di Indonesia sangat besar sekali yaitu 228 per seratus ribu kelahiran,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala Badan pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Medan drg Usma Polita M.Kes dalam laporannya menjelaskan, pelayanan KB vasektomi ini dilaksanakan di 13 titik pelayanan baik rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas dan klinik. Selain ingin memecahkan rekor MURI, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan jumlah motivator KB pria dan memajukan kesetaraan gender dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi.
Sumber : Dinas Kominfo Kota Medan
0 Komentar